Home > Lain-lain > Bahasa Jerman..

Wie froh bin ich, daß ich weg bin! Bester Freund, was ist das Herz des Menschen!

How happy I am that I am gone! My dear friend what a thing is the heart of man!
………… (The Sorrows of Young Werther, by Johann Wolfgang von Goethe..)

..

Saat SMA dahulu, ketika tiba saatnya pembagian jurusan saya kepingin sekali untuk masuk jurusan Bahasa. Tetapi manalah bisa karena saya merupakan juara satu di sekolah dan semua nilai sangat jauh di atas rata-rata. Untuk masuk jurusan IPS, jelas saya tidak akan sanggup bermain dengan angka-angka pembukuan dan pelajaran-pelajaran yang menurut saya tidak akan disuka. Jadi akhirnya saya nyasar ke jurusan IPA yang anehnya pertama sekali dalam seumur hidup saya mendapat angka merah dalam pelajaran favorite yaitu Matematika.

Saat itu pelajaran bahasa asing yang saya dapat adalah cuma bahasa Inggris, di mana saya sudah mahir bukan hanya dalam membaca tetapi juga berkata-kata. Guru saya sampai menyerah ketika saya nyerocos dalam bahasa itu dan selalu beberapa langkah lebih maju di muka. Sedang di jurusan Bahasa teman-teman saya bisa memilih lebih dari satu antara pelajaran bahasa Jepang, Prancis atau China. Yang akhirnya membuat saya autodikdak dengan mempelajari sendiri, yang akhirnya saya bisa membaca majalah Prancis serta mampu menulis dalam huruf Hiragana dan Katagana.

Sedangkan abang saya yang bersekolah di SMA lain, mereka mendapat pelajaran tambahan berupa bahasa Jerman. Dan saya sering melirik buku pelajarannya yang tatanan bahasanya tampak cukup rumit dengan banyak huruf consonant yang saling bertabrakan. Dan cara membacanya yang seperti orang sedang kumur-kumur yang air basuhannya kemudian ditelan. Akhirnya saya menyerah karena mendengar percakapan mereka seperti orang yang hendak berantam dan kemudian akhirnya beralih ke bahasa Prancis yang terdengar seksi di pendengaran.

Memang bahasa Jerman tidak mempunyai kesamaan akar bahasa dengan Inggris, Prancis, Italia, Portugis atau Spanyol yang merupakan turunan dari bahasa Latin sebagai unsur terpenting. Bahasa mereka merupakan milik bangsa Eropah di sebelah utara sehingga beberapa kesamaan bisa dilihat pada bahasa Belanda atau Scandinavia yang keturunan bangsa Viking. Apalagi karakter mereka yang hampir sama yang bawaannya selalu terlihat marah padahal entah dia sedang bercanda atau kebelet menahan kencing. Yang paling sebel adalah ketika mereka sedang mabok, yang bernyanyi keras-keras di jalanan padahal sudah jam 3 pagi ketika suasana seharusnya diam dan hening.

Kata-kata dalam bahasa Jerman sangat panjang-panjang sampai sebagian besar melebihi 10 huruf. Kadang semua hampir terdiri dari huruf mati dan cuma hanya ada satu atau dua yang hidup. Orang-orang Eropah sebelah barat suka meledek orang Jerman karena bahasanya terasa beda sendiri dan terdengar meletup-letup. Seperti kupu-kupu yang dipanggil butterfly, papillon, mariposa, borboleta dalam bahasa lain sedang orang Jerman menyebutnya Schmetterling, yang langsung membuat sayapnya kuncup.

Di dalam kamus mereka ada kata terpanjang yang terdiri dari 79 huruf yang merupakan nama perkumpulan petugas pelayaran di sungai Danube dan resmi digunakan*. Sebenarnya yang membuat kata-kata dalam bahasa mereka sangat panjang adalah karena semua unsur digabungkan menjadi satu tanpa ada jeda dan pemisahan. Jembatan yang menjadi trademark kota Köln disebut Hohenzollernbrücke padahal sebenarnya terdiri dari 2 kata yaitu brücke sendiri yang berarti jembatan. Selain itu hal lain yang menarik adalah di dalam sebuah kalimat semua kata benda wajib diberi huruf besar** tidak perduli apakah itu benda mati, orang atau binatang.

Dalam memberikan nama binatang, orang Jerman dahulu tidak mau pusing-pusing dan selalu merujuk ke binatang babi. Hamster dipanggil meerschweinchen (sea piglet), sedang nama untuk dugong adalah seeschwain (babi laut) dan landak disebut stachelschwain atau babi berduri. Dengan gampangnya mereka menyebut kelelawar sebagai tikus terbang (fledermaus), atau ikan bertinta (tintenfisch) sebagai nama untuk cumi-cumi. Atau tergantung dari sifat seperti skunk disebut Stinktier (binatang berbau busuk), sedang
sloth dipanggil Faultier yang secara harfiah berarti binatang pemalas alias lazy.

Tabik.

B. Uster Kadrisson

Catatan : *lihat ilustrasi photo
** lihat kutipan di awal