Home > Lain-lain > Napoleon..

Jika berbicara tentang Napoleon Bonaparte, yang langsung teringat di kepala adalah sebuah pose di lukisannya yang terlihat sedikit unik. Lukisan yang berjudul ‘Napoleon in his study’ menggambarkan sang Emperor sedang berdiri di sebuah ruangan dengan jam dinding menunjukkan pukul 4 sore lewat 13 menit tanpa ada penunjuk detik. Seniman Prancis, Jacques-Louis David melukisnya hanya berdasarkan ingatan semata tetapi Napoleon menyukainya tanpa banyak kritik. Sejak itu hampir semua lukisan tentang dirinya selalu terlihat menggunakan pose yang sama yaitu sebelah tangan masuk ke dalam baju tunik.

Banyak spekulasi tentang mengapa dia berpose seperti itu, ada yang mengatakan kalau tangannya menderita cacat akibat luka yang terjadi di medan tempur. Atau kabar yang lain kalau dia menderita penyakit kulit yang membuat jari-jarinya menjadi hancur. Karena pada pose di lukisan sebelum-sebelumnya dia selalu terlihat gagah saat menunggang kuda dengan satu tangan yang mengancung. Ada juga yang mengatakan kalau dia selalu menderita nyeri perut yang hebat karena memang terbukti kalau akhirnya dia meninggal karena kanker lambung.

Ternyata tidak, pada abad 18 dan 19 pose seperti itu merupakan pose yang wajar bagi para gentlemen terutama orang-orang yang berpangkat atau keturunan ningrat. Perilaku yang menandakan kalau mereka bisa menjaga sikap dan tangan mereka terikat oleh adab serta adat istiadat. Sebuah buku keluaran tahun 1738 menuliskan tentang tata cara pergaulan termasuk mengenai etiket ini yang disebut sebagai hand-inside-coat. Mereka juga berpose seperti itu ketika naik ke atas panggung untuk berbicara dan berpidato dengan nada yang teratur tanpa tersendat-sendat.

Rekaman yang paling lama dengan seseorang berpose seperti itu adalah Francisco Pizarro Gonzales, petualang abad 16 asal Spanyol yang menaklukkan Peru. Juga tidak ketinggalan George Washington serta Jendral Lafayette yang mempunyai andil besar dalam perang revolusi kemerdekaan Amerika pada jaman dahulu. Setelah Napoleon memperkenalkan kembali gaya itu, sehingga kemudian banyak sekali orang-orang yang meniru. Hingga Karl Marx, Nietzsche dan Stalin juga pernah berpose demikian tetapi sepertinya orang-orang tidak pernah ingat serta menganggap hanya Napoleon yang menjadi ikonik dengan gaya yang jitu.

Napoleon adalah seorang politikus dan pemimpin militer yang menjadi penguasa Prancis dengan bergelar Emperor. Yang sedikit terasa ironi karena revolusi Prancis yang dia pimpin justru berusaha untuk menumbangkan monarchy dengan cara melakukan berbagai teror. Yang lebih menarik lagi dia sebenarnya bukan orang Prancis, tetapi berasal dari pulau Corsica di sebelah barat Italy yang bersebelahan dengan pulau Sicilia yang terkenal dengan sarang mafioso yang suka main dar der dor. Dalam sekitar 10 tahun masa kekuasaannya, Napoleon merangsek kemana-mana, hingga Austria, Inggris, Spanyol, Mesir dan Rusia dia gedar gedor.

Berbicara tentang Napoleon, ada satu hal lain lagi yang sering menjadi pertanyaan dan bahkan menjadi nama dari sebuah gejala. Napoleon Syndrome atau Napoleon Complex adalah gaya dari seseorang yang bertubuh atau berkepribadian kerdil tetapi ingin diakui sebagai raja. Selalu dihubungkan dengan tinggi badan atau perasaan inferior sehingga selalu berusaha untuk tampil beda dengan menggunakan segala macam cara. Jaman sekarang, banyak orang yang mengidap penyakit ini dengan cara berbohong dan berpenampilan seolah-olah menjadi orang kaya dan hebat untuk pamer di sosial media.

Asal usul nama gejala ini karena Napoleon Bonaparte sering dianggap sebagai si pendek yang agressif dan megalomania. Karena banyak karikatur atau lukisan tentang dirinya yang terlihat bagaikan orang cebol di tengah-tengah para pasukan dan tentara. Padahal sebenarnya dia biasa-biasa saja dengan tinggi sekitar 165 cm, yang pada saat itu merupakan tinggi orang rata-rata. Satu yang menjadi sumber dari masalah, karena tinggi badan pada laporan kematiannya dihitung berdasarkan inchi ukuran Prancis yang ternyata sedikit berbeda.

Ternyata anggapan bahwa Napoleon itu pendek adalah berita dan karikatur dari media Inggris yang memang suka mengolok-olok siapa saja. Selain itu ada beberapa lukisan-lukisan dirinya yang dikelilingi oleh pasukan pengawal terpilih yang memang berbadan seperti raksasa. Padahal dalam lukisan yang lain saat bersama dengan para perwira-perwira tentara dia terlihat sama rata. Tetapi sudah lebih dari 200 tahun, dan anggapan ini tidak pernah hilang dan masih saja menjadi meme serta melegenda.

Tabik.

B. Uster Kadrisson

Catatan :
The Emperor Napoleon in His Study at the Tuileries, 1812, oil on canvas, Jacques-Louis David, National Gallery of Art, London.

Napoleon Crossing the Alps, 1801, oil on  canvas, Jacques-Louis David, Châteu de Malmaison, Rueil-Malmaison, France.