Home > Lain-lain > Punggung yang digadaikan..

Dicari : sebuah punggung orang dewasa untuk ditattoo, kompensasi 1 M, dengan syarat kulit akan diambil jika yang bersangkutan meninggal dunia. Adakah dari mantemanteman yang tertarik jika membaca iklan tersebut untuk sekiranya mau untuk menjadi alat peraga. Toh, banyak orang yang suka merajah badannya yang kadang dengan gambar asal jadi, kenapa tidak sekalian dijadikan penghasilan saja . Hasil kerja dari sang seniman kelas dunia ini sangatlah indah, bukan jenis kelas murahan yang apa adanya.

Wim Devolye, seorang artis dari Belgia mempunyai kebiasaan untuk mentattoo kulit makhluk hidup sebagai kanvas untuk mengekspresikan karya seninya. Dia memang seorang seniman yang suka nyeleneh dengan ide yang diluar nalar kebiasaan pada umumnya. Pernah dia mengadakan pameran, lengkap dengan kotoran manusia sebagai bagian dari instalasi seni rupa. Belakangan dia beralih ke seni merajah kulit, awalnya pada kulit binatang yang sudah mati tetapi kemudian dia berganti dengan bekerja di atas kulit binatang yang masih bernyawa.

Binatang babi adalah bagian dari objek seninya dengan mentattoo punggung mereka dengan berbagai gambar dan sketsa. Tindakannya ini mendapat kecaman dari pencinta binatang, walaupun menurutnya binatang tersebut mendapat perawatan kelas satu karena dia tidak ingin hasil karyanya tercela. Binatang-binatang ini dalam keadaan terbius dan di bawah pengawasan seorang dokter hewan, selama dia bekerja. Juga setelah proses selesai, babi-babi ini akan selalu dipantau kesehatan mereka seumur hidupnya supaya kulit punggung yang membawa lukisan hasil karya sang artis tidak berpenyakitan atau mendapat hama.

Karena sering mendapat kecaman, Wim akhirnya memindahkan studionya ke Beijing, di mana orang di sana tidak terlalu perduli dengan urusan kesejahteraan hewan, karena menurut mereka semua itu adalah bahan makanan. Babi-babi ini terawat dengan baik dan mereka sering berpergian ke seluruh penjuru dunia untuk mengadakan pameran. Tidak ada satupun babi yang dibunuh, mereka akan meninggal dengan wajar dan kemudian jasad akan diawetkan. Atau jika ada pembeli, kadang cuma kulit belakang yang diambil untuk dipigurakan menjadi barang pajangan.

Sekitar 15 tahun yang lalu Wim mempunyai ide untuk merajah punggung seseorang untuk menjadikannya sebagai kanvas berjalan. Pacar seorang temannya langsung menyetujui dan mereka melakukannya dalam rentang waktu 2 tahun hingga detail lukisan selesai secara menyeluruhan. Seorang kolektor seni dari Jerman membelinya dengan harga 3 M, dan sang model mendapat sepertiga dengan melakukan beberapa perjanjian. 3 kali dalam setahun, sang model harus rela untuk menjadi bagian dari sebuah pameran.

Lukisan ini diberi nama Tim, yang menggambarkan Bunda Maria dengan rosario di tangan, sebuah tengkorak dari tradisi Mexico dan sepasang anak yang mengendarai ikan koi dengan gaya pecinan. Ini sesuai dengan nama sang model yaitu Tim Steiner, 44 tahun, seorang pemilik tattoo salon asal Zurich yang rela dirajah dengan total waktu selama 40 jam. Kini kulit punggung Tim merupakan milik Rik Reinking asal Jerman yang nanti akan dikuliti jika ajal telah datang. Kulit itu diasuransikan dan selalu dalam perawatan dokter spesial supaya tidak timbul kelainan kulit yang bisa merusak gambar misalnya seperti panu atau jerawatan.

Kini Tim sering mengadakan pameran keliling dunia selain dari pada kesepakatan bersama yang telah dijanjikan. Tentunya ada tambahan income karena dia bekerja 5 jam sehari, dan 6 hari seminggu, walaupun hanya cuma duduk tidak memakai baju dengan membelakang. Dia duduk mematung menghadap jendela yang biasanya menampilkan panorama indah supaya tidak terlalu membosankan. Dan pengunjung harus berdiri di batas garis yang telah ditentukan, karena dahulu banyak yang suka mencolek-colek karena dipenuhi oleh rasa penasaran.

Cerita itu kini diangkat ke layar lebar dan menjadi film terbaik yang masuk dalam nominasi Oscar untuk kategori film asing asal Tunisia. Berjudul ‘The Man Who Sold His Skin’ sebuah karya sineas Kaouther Ben Hania, tetapi liku-liku cerita sedikit dirubah. Tokoh utama adalah seorang pengungsi asal Syria yang menjual kulit punggungnya sebagai kanvas hidup demi untuk mendapatkan visa masuk ke benua Eropah. Film yang berkisah tentang seputaran perang sipil, drama cinta dan seni maha karya, serta seorang anak muda yang tidak mau menyerah begitu saja.

Tabik.

B. Uster Kadrisson