Home > Lain-lain > Nepotisme di Bollywood..

Mengikuti kasus kematian bunuh diri aktor Sushant Singh Rajput yang terjadi beberapa hari yang lalu, beberapa nama kondang di India kemudian sedang mendapat kecaman. Terhitung dari mulai produser Karan Johar dengan seorang artis yang bernama Alia Bhatt dan juga sutradara favourite saya Sanjai Leela Banshali serta aktor ternama Salman Khan. Ada imbauan yang beredar di sosial media untuk memboikot film-film yang dibintangi atau diproduksi oleh perusahaan mereka karena disinyalir sebagai penyebab sehingga SSR merasa tertekan. Juga ada beberapa petisi-petisi yang meminta supaya mereka-mereka ini diberi sanksi sosial dan sampai saat ini sudah terkumpul sekitar 4 jutaan tanda tangan.

Bukan itu saja di sebuah daerah di Bihar, India tempat kelahiran SSR ada sekumpulan orang yang melaporkan mereka sebagai tertuduh yang bertanggung jawab dalam kasus yang mengakhiri nyawa sang pujaan. Karena ada sedikit yang aneh, ketika mantan agen SSR juga melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari sebuah gedung dalam satu minggu yang berselang. Diperkirakan karena adanya tekanan dari pihak-pihak produser dunia perfilman di India yang sudah seperti mafia dalam dunia kejahatan. Mereka bisa menentukan siapa yang akan berhasil ke atas atau terpuruk jatuh ke dalam jurang kemiskinan.

 

Kabarnya pihak kepolisian sudah mengusut lebih jauh jika memang ada keterikatan nama-nama yang sedang ramai disebutkan. Atas desakan seorang anggota senat pihak yang berwajib mulai memeriksa beberapa kontrak kerja yang sepertinya menghilang. Ada desas desus yang mengatakan kalau dalam enam bulan terakhir 7 kontrak kerja SSR mendadak dibatalkan. Serta beberapa film yang dibintangi oleh sang almarhum yang seharusnya sudah siap beredar malah dikekep dan disimpan.

Sementara itu beberapa saksi mata sesama artis sudah mulai memberikan kesaksian tentang perlakuan kelompok ini yang memang benar-benar sudah keterlaluan. Dalam berbagai acara di media massa dan panggung keramaian mereka kerap membully SSR yang dianggap sebagai orang luar karena bukan berasal dari segolongan. Serta juga ada ancaman dari Salman Khan untuk menghabisi karirnya karena SSR mengambil peran dalam film ‘Drive’ yang menurutnya untuk sang keponakan. Film itu kemudian dirilis langsung ke Netflix tanpa ada premier dan pertunjukan untuk khalayak umum, sesuatu yang tidak biasa dengan begitu banyak dibintangi oleh artis yang berada di atas papan.

Dalam beberapa hari setelah kejadian, akun-akun media sosial mereka yang tertuduh seolah-olah beku dan terdiam. Banyak follower yang menarik diri dan cuitan atau postingan terakhir mereka untuk menyatakan rasa belangsukawapun penuh dengan berbagai sindiran. Sementara itu seorang sutradara yang cukup terkenal yang pernah bekerja dengan keluarga Khan dengan terang-terangan menuliskan di media kalau kelompok mereka bagaikan ular berbisa yang mematikan. Ada tertulis nama Salim Khan, Salman Khan, Arbaaz Khan and Sohail Khan yang kabarnya sedang akan membawa kasus ini ke meja hijau sebagai bentuk sebuah penghinaan.

Waktu dahulu ketika mampir di New Delhi, saya sempat menonton film India di bioskop kelas rakyat jelata untuk menyaksikan bagaimana industri film mempengaruhi kehidupan rakyatnya. Saat itu film yang diputar tengah dibintangi oleh Salman Khan yang merupakan salah seorang yang menjadi idola mereka. Saya membeli karcis dengan harga yang paling mahal karena cuma seharga beberapa dollar saja. Saya duduk di kursi paling belakang yang cukup lebar dan nyaman serta berjarak jauh dari penonton yang lain dan ternyata bagian ini biasanya untuk orang yang sedang memadu cinta.

Suasana cukup tenang saat film sudah dimulai dan baru berisik ketika bagian dimana sang jagoan terlihat memasuki layar raksasa. Terdengar suara sorak pekikan dan tepuk tangan yang riuh serta siulan yang sangat nyaring membahana. Saya sudah tidak terlalu memperhatikan film karena mutu seni artistiknya yang sangat buruk walaupun tampak meriah dan lagi pula tidak ada subtitlenya. Saya lebih senang memperhatikan para penonton yang ketika ada adegan berantem mereka sampai naik ke atas kursi dan melonjak-lonjak mengikuti jalan cerita.

Katanya memang khalayak fanatik seperti itu yang dijaga oleh para sineas film India supaya uang tetap mengalir ke kantong mereka. Para rakyat kelas rendah ini rela mengantri lama di setiap pertunjukan film baru yang dibintangi oleh pujaannya untuk sekedar bisa menatap untuk ikut masuk ke dalam mimpi indah. Dari ribuan film yang dihasilkan oleh rumah produksi setiap tahun hanya segelintir saja yang memang berkualitas selainnya merupakan kategori sampah. Dengan jalan cerita yang tidak karuan asalkan diisi dengan para pemeran yang punya modal tampang cakep serta bentuk badan yang bagus walaupun dengan akting kelas telenovela.

Bukan suatu rahasia lagi kalau dalam dunia industri perfilman India yang lazim disebut Bollywood ada permainan dan persaingan antara sejumlah kelompok keluarga. Rata-rata mereka yang berkecimpung di sana adalah sudah turun temurun dari segelintir nama-nama yang sudah tenar dari dahulu kala. Saat menonton film mereka selalu ada pernyatan ucapan terimakasih kepada bapak ibu kakek nenek paman atau bibi yang tertera di layar pada awal cerita. Keluarga Khan, Chopra, Bachchan dan Kapoor cukup terkenal sebagai pemegang kunci keberhasilan dan mereka saling kawin silang yang membuat jaringan semakin melebar dan sulit ditembus oleh orang luar yang tidak punya nama.

Sehingga seseorang yang datang dan meraih sukses seperti Sushant Singh Rajput adalah sesuatu yang tidak lazim dalam bisnis dunia entertainment di sana. Dia yang datang dari orang kebanyakan dan memulai karir dari dasar paling bawah tanpa membawa nama keluarga adalah sebuah impian dari ratusan juta pemuda pemudi India. Persaingan yang sangat ketat dari orang-orang yang hanya mengandalkan katebelece tanpa kualitas akting yang mumpuni dan herannya malah bisa mendapat award dan hadiah. Sehingga kematian SSR ini seperti membuka kaleng dengan bungkus gambar makanan lezat ternyata berisi cacing yang sudah menggurita.

Tabik.

B. Uster Kadrisson