Home > Lain-lain > Freud..

Netflix baru saja mengedarkan film serial anyar berbahasa Jerman produksi dari negara Austria tentang kehidupan masa muda Sigmund Freud, bapak Psikoanalisa. Film yang cukup ‘noir’ istilahnya, karena banyak mengeksploitasi sisi gelap dari alam pikiran bawah sadar manusia. Tentang hasrat keinginan yang terpendam, kemarahan yang ditekan serta kebencian yang tidak bisa diumbar secara terbuka. Dengan melakukan methode hipnosis sehingga seseorang itu tidak bisa lagi membedakan antara alam impian dengan kehidupan yang nyata.

Saya dulu pernah punya pacar, seorang gadis manis dan cantik jelita yang masih sangat muda. Dia begitu cerdas karena bisa belajar bahasa asing dengan sangat mudah seperti terlahir di lain benua, selain karena dia memang kuliah di fakultas sastra. Dia mempunyai kepribadian menarik yang bisa membuat orang dengan mudah untuk curhat dan menumpahkan segala macam gundah gulana. Dalam setiap pertemuan keluarga dia selalu menjadi pusat perhatian dan merupakan organizer acara yang sangat tanggap dan multi talenta.

Suatu kali ketika ada seorang sahabat akrab saya yang melaporkan kalau dia mendapat telpon dari seseorang yang tidak mau disebutkan nama. Herannya si penelpon tahu tentang segala macam tindak tanduk yang kita lakukan kalau sedang keluyuran bersama-sama. Awalnya saya cuekin karena masak sih ada orang yang bisa mengikuti peristiwa selama 24 jam, apalagi saat itu belum umum ada cctv atau surveillance camera. Tetapi ketika ada teman yang lain yang juga berkata kalau dia mendapat surat kaleng tentang hari-hari yang dia habiskan bersama saya, sampai tahu judul CD album lagu yang kita perebutkan karena saat itu di toko cuma tinggal tersedia satu saja.

Agak bergidik juga, ketika ada seseorang yang mengikuti segala gerak gerik tanpa sepengetahuan, seolah-olah dibelakang saya ada melayang sepasang mata. Bukan cuma satu dua, ada empat lima teman baik lain yang juga diteror dengan surat tanpa nama atau telpon tanpa suara. Saya mengikuti saja permainannya sampai hampir setahun lebih, karena saya cuek saja karena merasa tidak mempunyai rahasia apa-apa. Akhirnya dia lelah dan mulai merenggang, saat kemudian kita putus mendadak setelah itu teror kembali berlanjut dan saya sudah ingatkan kepada teman-teman yang lain, untuk cuek saja menerima.

Ketika dia tidak bisa menerima perpisahan itu dan masih sering kali mencoba meminta untuk kembali bersama, kemudian terus terang saya katakan kalau saya tidak bisa karena saya tahu kalau dia mempunyai kepribadian yang ganda. Disatu sisi dia merupakan seorang gadis muda yang jelita dengan kepintaran berlebihan tetapi disisi lain dia terlalu posesif dan bisa memanfaatkan dan memanipulir segala sesuatu untuk menuruti perintahnya. Dia hanya tertawa dan berkata kalau kita merupakan pasangan yang cocok karena saya sangat cuek bebek, bukan tipe pemarah atau yang pasrah yang suka main drama. Kita masih sering bertemu setelah itu, tapi dia selalu mengeluh kalau pacar-pacar barunya nga ada yang menantang karena gampang ketakutan dan menangis mengiba-iba.

Saya memang pernah belajar tentang kepribadian ganda saat mengambil mata kuliah psikoanalisa, yang merupakan ajaran Sigmund Freud yang sangat terkenal di dunia. Tapi terus terang bagi saya hanya bagaikan dongeng cerita seperti film Sybil yang diangkat dari sebuah buku tentang seorang gadis yang mempunyai belasan jiwa. Bukan seperti Batman, Superman, Spiderman atau superhero lainnya, karena itu merupakan cerita yang berbeda sebab mereka hanya menyamarkan identitas supaya tidak dikenal oleh massa. Tetapi ketika ada satu orang yang benar-benar mempunyai jiwa yang terbelah, whoaa.. sepertinya kasus seperti ini memang perlu untuk dirukyah.

Sigismund Schlomo Freud terlahir dari keluarga Yahudi dan menetap di negara Austria, lebih dari satu setengah abad yang lampau. Dia terkenal dengan theory psikoanalisa yang mengatakan kalau tindak tanduk manusia dipengaruhi oleh interaksi tiga komponen yaitu ‘id, ego dan superego’. Id adalah kebutuhan dasar, sedang ego adalah kesadaran dan superego yang mengontrol sebagai keseimbangan supaya tindak tanduk tidak ngaco. Ketika seseorang ingin makan (id), dia akan berusaha untuk membeli (ego) atau mencuri (ego) yang kemudian akan menimbulkan rasa bersalah (superego) yang berakibat berantai seperti efek domino.

Freud juga banyak mengeksploitasi dan sering mengaitkan segala sesuatu perilaku kejiwaan manusia dengan pemuasan perilaku seksual. Menurutnya jiwa ibarat sebuah rumah, ada kamar-kamar yang tertutup atau terkunci serta sudut celukan yang gelap dimana disembunyikan hasrat yang banal. Tentang keinginan yang tidak bisa terpenuhi karena akan melanggar tata krama dan taboo, sesuatu yang akan membuat orang berpikiran untuk nakal. Kalau desakan ini tidak terlalu kuat karena ada superego yang mengontrol seperti ajaran agama atau didikan orang tua, maka manusia tersebut selamat dan perlu mendapat sebuah medal.

Freud meninggal dalam usia 83 tahun atas permintaan sendiri dieuthanasia karena kanker mulut akibat kebanyakan mengisap cerutu yang nonstop dan terus menerus. Sebenarnya theory psikoanalisa sebagai pendekatan scientific sampai sekarang masih tergolong kontroversi tapi banyak dipakai sebagai rujukan untuk menghadapi kasus per kasus. Tidak usah terlalu jauh memikirkan tentang theory ini karena terus terang saya sendiri juga nga bisa menangkap dan mencerna penjelasan ilmiahnya secara khusus. Sebuah contoh sebagai ilustrasi; tentang serombongan orang dengan aksesori agamis, berkumpul serta berteriak-teriak ingin membunuh seseorang sambil melantunkan ayat-ayat suci dan kemudian kencing sembarangan di taman, ah.. kalau pun Sigmund Freud masih hidup dia pasti akan menyerah dan angkat tangan karena disini id, ego dan superego saling bertabrakan, nga tahu mana yang pertama yang harus diurus.

Tabik.

B. Uster Kadrisson