Hari ini Jum’at, yang jatuh satu hari setelah hari perayaan Thanksgiving biasanya disebut Black Friday atau Jumat Hitam. Pada hari ini banyak dijumpai orang-orang yang menjadi kalap karena menuruti hawa nafsu hingga bisa naik pitam. Bukannya apa-apa, karena hari ini merupakan hari surga belanja selama 24 jam yang ditunggu-tunggu sejak dari semalam. Orang sudah berduyun-duyun berdiri untuk mengantri di depan menunggu toko dibuka, sejak dari tadi pagi jam enam.
Sejarah bermula sekitar 70 tahun yang lalu ketika toko-toko di Philadelphia bersepakat untuk memulai musim belanja yang panjang menjelang datang hari Christmas. Walaupun bukan merupakan hari libur resmi, tapi pada hari Jumat setelah Thanksgiving ini banyak pegawai yang mangkir dengan berbagai alasan supaya mereka bisa berbelanja dengan bebas. Jalanan menjadi padat dan keriuhan terjadi di mana-mana, sehingga nama Black Friday akhirnya menjadi nama yang lama kelamaan membekas. Kemudian untuk mendongkrak ekonomi secara nasional, hari ini menjadi hari libur tidak resmi dan menjadi weekend yang panjang di mana nafsu belanja bisa dilampiaskan sampai puas.
Black Friday kemudian menjadi sebuah hari yang merupakan tradisi untuk berbelanja bagi orang-orang yang berada di Amerika. Mereka biasanya sudah mempunyai daftar barang-barang yang akan dibeli, dan sebagian besar umumnya untuk hadiah. Untuk keluarga, sahabat, handai dan tolan, di mana nanti akan diberikan pada saat Natal tiba. Untuk hadiah-hadiah yang mahal, biasanya disertai receipt yang bisa digunakan untuk penukaran ke toko yang bersangkutan jika tidak cocok ukuran ataupun warna.
Toko-toko biasanya sudah dari jauh-jauh hari memberikan brosur tentang barang-barang yang akan mereka obral. Saking murahnya kadang-kadang bisa jatuh sampai ke dasar, cuma untuk mendapatkan balik modal. Apa saja yang masih ada tersisa di gudang, sebisa mungkin mereka tawarkan dengan harga yang sangat rendah supaya bisa habis terjual. Karena rata-rata semua merchandise mengikuti musim, sehingga akan tampak usang setelah hanya melewati beberapa kuartal.
Tapi kadang-kadang banyak juga toko-toko yang tidak jujur dalam berdagang dan berlaku sedikit curang. Mereka mengatakan dalam brosur kalau harga telah dipotong melebihi setengah dari harga asal atau bahkan lebih untuk menarik perhatian konsumen supaya datang. Padahal harga sudah dinaikkan terlebih dahulu, sehingga potongan harga yang diberikan sebenarnya cuma tidak seberapa dari pada yang dijanjikan. Enaknya di Amerika, kita bisa complain jika mereka tidak jujur karena ada data-data dari masa sebelumnya, dan kalau beruntung malah bisa dapat gratis tidak perlu keluar uang.
Juga toko-toko yang menjual baju, mereka memberikan potongan harga yang gila-gilaan terutama sisa pakaian dari musim yang kemarin. Dengan hanya sejumlah harga yang biasanya cuma dapat satu atau dua potong, sekarang bisa didapat sekeranjang pakaian yang bisa dipakai bergonti-ganti sepanjang musim dingin. Yang menyebalkan biasanya hanyalah antrian saat akan membayar yang akan mengular panjang hingga bisa memakan waktu berjam-jam. Biasanya mereka yang berkelompok sudah menyiapkan strategi supaya tidak terlalu lama menunggu di antrian, salah satu anggota berdiri bergantian sementara yang lain pergi mengambil barang yang menjadi idaman.
Beberapa toko terkadang sengaja memberikan barang yang sangat eksklusif dan mahal sebagai penarik minat. Seperti salah satu anak buah saya yang mengantri dari subuh untuk bisa mendapatkan i-Watch dengan harga super miring di salah satu toserba terkenal seperti Walmart. Tapi curangnya, saat sudah mendekati jam buka toko, mereka mengumumkan kalau cuma ada tersedia enam buah, sedangkan yang mengantri hampir seratusan dan mereka pada mengumpat. Lalu mereka memberikan kupon kepada yang mengantri paling depan, tanda barang telah terjual dan tinggal membayar di kasir supaya barang bisa didapat.
Tapi sang manager toko yang memberikan kupon berlaku curang dengan memberikan kupon kepada seseorang kenalannya yang berdiri jauh di belakang. Anak buah saya yang sudah mengantri selama 3 jam dalam cuaca dingin, dia berdiri di baris ke empat dan seharusnya dia yang mendapatkan. Kemudian terjadi sedikit keributan karena dia protes atas perlakuan tidak adil yang terjadi1, sampai seorang polisi kemudian datang. Alhasil, dia dijanjikan akan mendapatkan i-Watch beserta seribu dollar sebagai kompensasi dari perlakuan yang bisa tergolong diskriminasi dari sang manager, yang barangkali akan dipecat sehabis masa liburan.
Toko-toko elektronik adalah yang paling banyak diserbu oleh para pengunjung, antrian sudah mengular sejak dari tengah malam. Harga-harganya memang sangat jatuh, terutama barang-barang yang telah beredar saat musim yang silam. Akan tampak orang-orang berbondong-bondong dengan tv segede gaban yang dijunjung di atas kepala, merupakan sebuah pemandangan yang awam. Saya juga pernah ikutan kalap, membeli dua tv gueede banget, yang satunya smart TV dipasang di kamar mandi untuk menonton film atau musik video saat sedang berendam.
Tabik.
B. Uster Kadrisson