Home > Lain-lain > Ad Hominem.. (jilid dua)

Dalam tulisan sebelumnya saya sudah mencoba sedikit menerangkan tentang kebiasaan netizen super julid yang berasal dari negara +62. Mereka ternyata lebih hebat dan lebih cepat dibandingkan dari pada kerja detektif partikelir dari belahan dunia mana saja. Sherlock Holmes dan Miss Marple dari Inggris, akan lewat begitu saja, demikian juga dengan metode yang sangat lambat dari Hercule Poirot dari Belgia. Kecepatan mencari informasi dan mengolah datanya lebih canggih dari pada agen FBI dari Amerika atau CCTV dari China yang bisa mengenali wajah.

Ad Hominem atau pembunuhan karakter, adalah mengungkit tentang siapa, apa dan mengapa, mengenai sosok yang sedang diperbincangkan. Biasanya ini adalah cara kerja para lawyer di dalam ruang sidang, ketika mereka tidak bisa lagi menemukan kesalahan. Juga merupakan kebiasaan buruk para politisi, untuk menyerang kehidupan pribadi sang lawan ketika sudah kehabisan kata-kata untuk berbicara tentang program masa depan. Sehingga cara yang paling mudah untuk mendapatkan angin kemenangan adalah dengan cara mengungkapkan kebiasaan buruk sang penyampai pesan.

Korban terbaru dari netizen negara berbunga adalah Arie Gumilar, yang merupakan ketua serikat pekerja di BUMN Pertamina. Awalnya dari gara-gara beredarnya desas desus tentang kemungkinan Kokoh BTP untuk masuk dan bertakhta di sana. Bagaikan kebakaran bulu ketek, dia lalu mengerahkan segenap kemampuan dalam cuitan dan spanduknya untuk menolak sang legenda. Dan ada beredar videonya yang dengan berapi-api tengah memberikan ceramah alasan penolakan di depan anggota serikat pekerja.

Alasan yang diajukan adalah gambaran umum dari karakter si Kokoh yang memang sudah lama kita kenal. Tentang beliau yang suka marah-marah dan berbicara kasar, tentu saja kita sudah maklum karena dia sedang mendamprat orang-orang yang berbuat nakal. Alasan lain tentang beliau yang suka membuat gaduh, ah.. itukan kerjaan para pencoleng yang berbuat onar karena takut ketahuan sehingga membayar jasa para begundal. Tuduhan sebagai koruptor sepertinya jauh Ancol dari Petamburan, karena kasus yang pernah disangkakan telah resmi ditutup karena tidak ditemui adanya persengkokolan yang abal-abal.

Alasan residivis sebenarnya tidak bisa disematkan ke dalam nama beliau, dan juga istilah untuk mantan pesakitan seperti narapidana. Karena semua orang tahu kalau beliau masuk penjara karena alasan yang dicari-cari bukan merupakan kesalahan pidana atau perdata. Lagian pula arti residivis adalah untuk seseorang yang keluar masuk tahanan karena telah berulang kali melakukan kejahatan dan tindakan yang tercela. Berbicara mengenai hal ini, sepertinya Imam besar yang lagi buron lebih tepat dimasukkan ke dalam golongan ini, karena dia sudah keluar masuk bui sebanyak dua kali karena urusan pidana.

Arie Gumilar, kabarnya menjabat sebagai pimpinan serikat pekerja di Pertamina untuk periode 2018 hingga 2021. Tidak banyak yang bisa dilacak sebagai latar belakang pendidikan dan posisi, bagaimana dia bisa didapuk sebagai Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu. Tapi yang jelas, netizen kemudian menemukan photo-photonya saat ikut rombongan Monaslimin 212 saat menentang BTP dengan kasus yang dibuat-buat dan asal menuduh. Dia juga berpose dengan rombongan yang membawa bendera bertuliskan lafaz syahadat yang dikenal sebagai lambang kelompok HTI, yang sudah dinyatakan terlarang dan tidak berlaku.

Tidak ada sebenarnya yang melarang untuk bersuara, menyatakan keinginan dan menentang arus perkataan dari orang kebanyakan di bumi Indonesia. Tapi sebelum membuka mulut untuk memulai kata, bercerminlah terlebih dahulu, apakah diri sudah lebih baik dari pada orang yang akan dicela. Phenomena menyibak ular dalam semak-semak yang dilakukan oleh bang Mentri BUMN yang baru, patut kiranya diapresiasi dan diberi jempol dua. Baru juga dipasang pengumuman, kalau akan ada ‘anjing penjaga’ baru yang akan datang, langsung kucing garong dan tikus pengerat ribut berceloteh keluar dari lumbung yang sudah lama menjadi sarangnya.

Tapi malang bener kiranya nasib doi, beberapa orang yang mengenalnya dengan dekat, malah membeberkan kasus perselingkuhan yang terjadi di luar rumah. Ada tersebut nama Poppy dan Sandra yang katanya menjadi simpanan yang sering menemani untuk bernyanyi di klub saat berkaraoke ria. Selain itu kabarnya ada hutang yang menumpuk yang belum dibayar, ntah sengaja atau mungkin juga dia sedang lupa. Oalah..pak é, tadinya berniat untuk menjadi pahlawan malah sekarang sepertinya akan takut pulang, karena sang istri akan menyambut dengan palang pintu yang siap untuk disambitkan ke kepala.

Tabik.

B. Uster Kadrisson