Home > Lain-lain > Zontoloyo..

Ada sebuah cerita tentang paman Gembul. Yang nga tahu malu atau emang hati nuraninya sudah tumpul. Yang keluar dari mulutnya selalu hitam kayak dodol. Rasa-rasanya itu cangkem, gemes deh pengen nampol.

Kemaren waktu ada nenek-nenek oplas tapi ngaku digebuk. Eh, dia yang duluan ribut kasak kusuk. Kesana kemari ngoceh kayak kebo mabuk. Nga tahu arah pokoknya asal sradak sruduk.

Begitu akhirnya si nenek ngaku di silet. Oleh seorang dokter supaya mukanya awet. Eh, si paman gembul pura-pura lupa ingatan kayak kesedak nasi liwet.
Mukanya ditekuk, pipi dan dagunya menjadi belipet, ah emang dasar kampret.

Sebegitu gampang menuding orang lain yang salah. Walaupun sang petahana sudah berusaha menjalankan amanah. Semua yang dilakukan beliau, baginya semua salah kaprah. Padahal dirinya sendiri, ah saya cuma bisa mengucap A’uzubillah.

Untung dia nga hidup di Ukraina. Dimana anggota parlemen yang tidak berguna dibuang ke tong sampah. Padahal kalau dipikir-pikir sih idenya boleh juga. Karena toh selama ini dia duduk di gedung sana, juga nga ada guna.

Kabar-kabarnya doi pernah dilempar handphone oleh sang juragan. Gara-gara salah dalam memberikan laporan. Entah apa yang membuat dia di sana bisa bertahan. Kalau saya yang jadi pimpinan, udah ‘tak ceburin dia ke kolam buaya untuk jadi umpan.

Dia suka sekali membuat puisi. Yang menurutnya sebagai suatu bentuk kritisasi. Padahal isinya nga lain cuma nasi basi. Yang bagi pengamat sastra cuma dijadikan sebagai alas kaki.

Ada pepatah lama yang selalu diceritakan para tetua. Mengajarkan supaya kita bijak dalam berbicara. Berpikir dahulu yang matang sebelum bersuara. Kalau tidak akan seperti “Zonk kosong nyaring bunyinya”.

Tabik.

 

B. Uster Kadrisson

Catatan:
Son·to·lo·yo
(Jawa) tukang angon bebek atau itik.
konyol, tidak beres, bodoh (dipakai sebagai kata makian)

Zon·to·lo·yo
segala sesuatu yang menyangkut berita negatif atau hoaks yang keluar dari mulut anggota parlemen atau politisi

 

Your email address will not be published.