Home > Perjalanan > Diantara ladang jagung…(bagian kedua)..

Orang-orang di Iowa itu kampungan sekali. Jadi bagi manteman yang tinggal di udik nga usah malu, orang Amerika juga banyak yang udik kok. Saat itu Bush lagi berkuasa dan pasukan perang Amerika berangkat menuju Iraq dan Afghanistan. Pemerintah menerapkan tanda kode bahaya, Green, Yellow and Red karena ketakutan peristiwa September 11th terulang kembali. Setiap kali pemerintah bilang kalau suasana Yellow atau Red alert, mereka di sana sibuk ke supermarket memborong semua bahan makanan dan menimbunnya di bunker bawah tanah. Takut kalau ada terjadi apa-apa. Rata-rata rumah disana mempunyai tempat persembunyian bawah tanah yang kokoh karena daerah bagian tengah Amerika itu rawan terkena tornado alias angin puting beliung.

Orang-orang di sana bangga banget dengan salah satu putra lokal yang namanya melejit di Broadway dan Hollywood serta mendapat nominasi Oscar untuk film berjudul “Music Man” tahun 1962, Meredith Willson. Selain itu “kebanggaan” yang lain adalah karena disana tempat lokasi kecelakaan pesawat yang menewaskan bintang top masa itu Buddy Holly dan Ritchie Valens yg ngetop dengan lagu ‘La Bamba’ nya tahun 1959 sehabis mereka manggung. Peristiwa itu diabadikan oleh Don Mclean dengan lagu terkenal yg berdurasi panjang “American Pie”.

Yang menarik ada konferensi Hobo tiap tahun di akhir musim panas di adakan disana. Hobo adalah pengelana yang berpindah-pindah, seperti gelandangan tapi mereka mencari kerja untuk sekedar hidup. Mereka cuma tidak ingin terkekang oleh waktu dan tempat. Dan moda transportasi yang mereka sukai adalah menumpang kereta barang.

Saat itu musim dingin. Salju sudah mulai turun. Saya sudah pernah menikmati musim salju waktu dulu liburan ke New York beberapa tahun sebelumnya. Sebagian anak-anak Indonesia teman saya serumah belum pernah melihat salju sehingga senangnya bukan main. Saat salju mulai lebat, kita buka baju dan lari-lari keliling rumah sambil teriak-teriak kesenangan. Setelah itu rame-rame ngumpul pake selimut di depan perapian sambil minum coklat panas pake marshmellow. Hmm…

Musim dingin di belahan utara Amerika kadang-kadang sangat ekstrim. Salju bisa setinggi 3 meter menutupi rumah-rumah. Tapi jalanan tetap lancar karena truk-truk dari dinas tata kota sepanjang malam lalu lalang mengeruk salju dan melemparkan butir-butiran garam untuk mencairkannya. Suhu terdingin sesaat sebelum salju turun, langit sangat gelap. Setelah itu suhu akan meningkat dan saat bangun pagi disambut cuaca cerah dengan matahari bersinar di langit biru. Awalnya sih bagus, putih semua permukaan. Tapi setelah satu hari, jadi becek dan kotor.

Saat Christmas, juragan mengundang kita ke rumahnya untuk makan malam. Meja makan yang luas ditata dengan indah dengan lilin-lilin diatas wadah kristal meneranginya. Tidak ada tamu lain selain keluarganya dan semua pegawai. Dia jago masak dan menyuguhkan hidangan seperti Chicken Wings sebagai pembuka, tapi sedikit aneh bentuknya. Dia meyakinkan kita-kita kalau itu benar-benar chicken wings. Yah lumayan enak sih. Habis dua potong tapi saya masih sedikit ragu. Dia melihat yang makan dengan senyum-senyum dikulum. Setelah beberapa saat, baru dia bilang kalau itu frog legs, kaki katak. Setengah dari yang hadir adalah muslim tersedak kaget. Saya berdiri dan saya muntahin diatas piring China yang menawan. Sambil saya maki-maki dia dengan kata-kata F word. Dia ngakak nga habis-habisnya. Istrinya sampai minta maaf berkali-kali. Saya tinggalin rumahnya dengan rasa sebel. Besoknya biasa aja sih, seperti nga ada kejadian apa-apa. Saya tanya ke yang lain, apa yang terjadi sepeninggal saya. Mereka bilang istrinya membersihin meja bekas muntahan saya dan mereka lanjut dinner pindah ke basement sambil nonton tv.

Saat musim semi, kebetulan saya lagi libur dan dapat tugas bersih-bersih rumah. Secara tidak sengaja saya menemui pintu rahasia menuju ke attic atau loteng yang berada tepat diatas ruang tamu. Ada tali tersembunyi yang kalau ditarik, membuat ada tangga lipat otomatis jatuh dari atas. Teringat dengan cerita di buku-buku petualangan masa kecil, saya langsung berkeinginan untuk tinggal di attic. Saya bersihin dan saya angkut semua tetek bengek boyongan ke sana. Se Kasur-kasurnya saya angkat.

Menunggu teman-teman pulang dari kerja saya chatting sama teman di Indonesia lewat internet di kamar baru saya. Saat itu saya punya laptop dan ada langganan kabel buat sambungan. Saya dengar suara mobil dan langkah-langkah kaki masuk rumah. Tiba-tiba terdengar salah satu anak berteriak kalau bekas kamar saya di basement udah kosong. Ada yang menyahut kalau jangan-jangan saya kabur melarikan diri. The three sisters langsung memberi perintah untuk masing-masing mengecek barang-barang berharga jika ada yang hilang. Mereka kembali berkumpul di ruang tamu dan mengatakan tidak ada yang hilang. Dan mulailah masing-masing memberikan komentar tentang saya. Dan saya yang berada tepat diatas mereka mendengarkan semuanya dengan jelas. Rata-rata komentarnya yang jelek-jelek. Saya heran, perasaan saya sudah bertingkah dengan sangat baik tapi masih juga dianggap buruk. Terutama the three sisters yang menjadi provokatornya. Tidak lama juragan saya datang dan menyuruh masing-masing untuk mengecek sekali lagi barang-barang berharga yang mereka punya. Dan kembali mereka membicarakan kejelekan saya. Dan lucunya satu anak berulang-ulang membela saya dan dia bilang “masak sih dia kabur membawa Kasur”, tapi tidak ada yang ngeh.

Setelah saya puas cekikikan sendiri mendengar omongan mereka sambil tetap chatting, saya memutuskan untuk turun ke bawah. Dengan memijit satu tombol, pintu dari attic terbuka dan tangga lipatnya meluncur kebawah. Semua kaget dan saya turun pelan-pelan sambil senyum ngelihatin wajah-wajah mereka yang melongo seperti ngelihat hantu. Nga lama mereka sadar dan mukanya memerah menahan malu. Dengan cuek saya pergi ke dapur bikin teh manis tanpa ngomong sepatah kata pun. Si juragan bergegas menemui saya dan bertanya “did you hear everything?” Saya cuma jawab “Yup” dan kembali ke atas. Sebelum pintu attic nya tertutup saya cuma bilang “Good Night”. Mereka kabur ke kamar masing-masing dan saya masih mendengar si anak itu berbisik ke temannya “Apa juga aku bilang, masak dia pergi membawa Kasur”….😂😂😂

….kabbooorr pak ekkkoo….

Tabik

 

B. Uster Kadrisson

*(Photo diambil dari Getty Image karena saya nga nemuin photo rumahnya. Tapi yah seperti itu kira-kira bentuknya)

 

One Comment, RSS

  • Dodi Iswanto

    says on:
    September 15, 2021 at 11:41 am

Your email address will not be published.